Paparan.co – Kabupaten Tangerang, 7 Juni 2025 — Dugaan keberadaan mafia migas kembali mencuat ke permukaan setelah laporan investigatif mengungkap praktik-praktik ilegal dalam distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang melibatkan oknum pengusaha migas, aparat, hingga kelompok preman bayaran.
Sejumlah sumber dari kalangan internal BUMN energi menyebutkan bahwa praktik ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan melibatkan jaringan yang rapi. Modus yang digunakan antara lain pengalihan BBM bersubsidi ke industri, penggunaan dokumen palsu, dan intimidasi terhadap petugas lapangan atau warga yang mencoba melaporkan. Bahkan kerap di temui intimidasi kepada wartawan.
“Preman-preman ini digunakan untuk mengamankan jalur distribusi ilegal, mengintimidasi warga, bahkan menekan pegawai yang dianggap tidak ‘kerjasama’,” ujar salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Praktik kotor ini disinyalir merugikan negara hingga triliunan rupiah per tahun. Pemerintah sendiri tengah melakukan audit mendalam terhadap beberapa depot dan SPBU yang dicurigai terlibat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam pernyataan resminya, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir tindakan semacam ini. “Kami sedang bekerja sama dengan KPK dan Kepolisian untuk menindak tegas semua pihak yang terlibat, termasuk yang membekingi lewat cara-cara premanisme,” tegasnya.
Sementara itu, aktivis antikorupsi mendesak pemerintah membuka identitas para pelaku dan mengusut tuntas jaringan mafia migas hingga ke akar-akarnya. “Ini bukan soal bisnis semata, tapi soal keberanian negara melawan kejahatan terorganisir,” jelas sumber kepada paparan.co (7/6/25).
Hingga kini, investigasi masih berjalan dan publik menanti langkah tegas dari pemerintah dalam membongkar jaringan mafia migas yang dinilai sudah terlalu lama dibiarkan.
Tinggalkan Balasan