Paparan.co – Kabupaten Tangerang, Lagi-lagi Pengelola Sampah di perum griya sutera balaraja Menuai kritik tajam dari aktivis peduli lingkungan Pada Selasa, (31/12/24).

Pasal nya Alek,sebagai konsumen di perum GSB merasa sangat di rugikan karna sampah berisi di dalam karung tidak di angkut oleh petugas pengelola sampah.

karna diduga pihak pengelola sampah merasa dirugikan karna sampah terlalu banyak,yang di angkut hanya didalam ember saja jelas hal itu sangat di sayangkan atas pengelolaan sampah yang buruk.

Masih kata Alek aktivis pemerhati lingkungan,”saya sebagai penerima manfaat merasa di rugikan atas tindakan semena-mena tersebut,karna saya wajib bayar iuran sampah sebesar Rp 25000,(Dua puluh lima ribu rupiah) per bulannya,kenapa sampah di dalam karung tidak di angkut mau banyak mau sedikit itu sudah menjadi tanggung jawab kalian sebagai pengelola,” tandasnya.

“sebagai pengelola sampah saya meminta Agar tempat penampungan sampah seharusnya pake gentong yang telah disediakan sesuai dengan kapasitas ukuran nya jangan hanya ember emang berapa banyak yang bisa di tampung pake ember cat, saya juga meminta agar segera di ganti dengan tong sampah yang layak sesuai peruntukannya,” tegasnya dengan nada geram.

Alek juga meminta kepada pihak dinas,(DLHK) kabupaten Tangerang agar armada mobil angkutan sampah yang ada di balaraja di ganti sudah sangat tidak layak untuk di operasikan,agar pengelola sampah disini tidak dijadikan nya alasan buat kekurangan armada dan mobil rusak karna selama ini alasan tersebut yang kami Terima.

Karna bukan kali ini saja pengelola sampah yang di GSB menjadi sorotan tajam oleh aktivis, keterlambatan pengangkutan pun sudah sering kali terjadi sehingga sampah menumpuk dan menimbulkan bau busuk.

“Kalo bicara komitmen pengelola sampah di GSB sendiri pada saat itu kalo iuran jadi naik maka kami akan komitmen waktu jam operasional mengangkut sampah yang telah di sepakati yang tadi,20,000 (dua puluh ribu rupiah) menjadi 25000 (dua puluh lima ribu rupiah) namun fakta di lapangan komitmen tersebut bualan belaka,” cetus Alek.

telah di sepakati dari pihak pengelola sampah sendiri yang ada di GSB menjanjikan komitmen akan melakukan pengangkutan dua Kali dalam seminggu,tapi fakta dilapangan sendiri komitmen tersebut tidaklah berjalan dengan baik,” tutup Alek aktivis pemerhati lingkungan.

Hingga berita ini di terbitkan pihak terkait dan pengelola belum tersambung.